GTT oh... GTT
Ironisasi
dunia pendidikan di Indonesia sudah mencapai tahap memprihatinkan.
Kondisi ini sudah terjadi sedemikan rupa dan seakan menjadi sebuah
sistem yang sangat kokoh. Bentuk-bentuk kesenjangan pendidikan merupakan
dampak nyata ironisasi ini. Salah satunya dalam bidang tenaga kependidikan, diskriminasi yang ada
berkaitan dengan peran guru. Kenyataan ini muncul dengan perubahan
pencitraan guru berkaitan dengan perannya. Perubahan pencitraan tenaga
pendidik ini secara tidak langsung menciptakan kastanisasi guru. Secara
umum kondisi keguruan kita terbagi menjadi guru PNS dan Guru Non-PNS.
Penjabaran lanjut dari status guru kita mengenal Guru PNS, Guru Bantu,
Guru Tetap Sekolah hingga Guru Tidak Tetap (GTT) baik di sekolah negeri
maupun sekolah swasta. Keberadaan beberapa kelompok guru tersebut jika
tidak hati– hati akan terjebak pada diskriminasi guru. Perbedaan utama
GTT dengan guru PNS terlihat dari struktur kepegawaian dan pola
penggajian. Teraturnya struktur kepegawaian pada Guru PNS tidak
ditemukan pada GTT, keteraturan tersebut terlihat dari jelasnya jenjang
profesi yang ditempuh dengan segala konsekuensinya. Perbedaan dalam
bidang penghasilanpun dapat terlihat jelas, guru tetap maupun guru PNS
mendapatkan penghasilan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
pemerintah maupun pihak pengelola sekolah sedangkan GTT mendapatkan
penghasilan sesuai kemampuan sekolah tempat mengajarnya.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, tugas pokok profesi (Tupoksi)
GTT ini tidak jauh berbeda dengan Guru lain. Persiapan pembelajaran,
mengajar dan mengevaluasi siswa sebagai tugas pokok gurupun tak luput
dilaksanakan. Sayangnya peran GTT hingga saat ini belum mendapatkan
perhatian semestinya.
Euforia dikalangan pendidik kita menciptakan kondisi berkebalikan
adalah sebuah realitas, di satu sisi guru PNS menikmati seluruh
fasilitas dari pemerintah di sisi lain GTT terengah–engah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya.
1 comment:
deneng q penggaweane dolan ro medang+tru
tidak ada kesempatan untuk memulai suatu pelajaran
karena pelajaran q di saut wong liya
hahaha
medang mas yogo
Post a Comment