BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional di bidang pendidikan merupakan upaya
demi mencerdaskan kehidupan bangsa. Pembangunan di bidang pendidikan diharapkan
mampu meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
(Depdikbud, 1993 : iii). Untuk memajukan
tujuan tersebut diperlukan usaha peningkatan dan penyempurnaan penyelenggara
Pendidikan Nasional sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, serta
kebutuhan pembangunan saat ini. Keberhasilan pendidikan banyak ditentukan dari
keberhasilan kegiatan belajar mengajar yaitu keterpaduan, keselarasan antara
kegiatan guru dan siswa, karena itu guru sebagai pendidik berkewajiban untuk
senantiasa meningkatkan kemampuan profesionalnya sesuai kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kewajiban guru dalam meningkatan
kemampuan profesionalnya tidak hanya bagi dirinya, melainkan lebih mempunyai
makna peningkatan mutu pendidikan pada umumnya.
|
Kondisi tersebut juga terjadi pada siswa kelas II SD Negeri Weton
Kulon siswa masih rendah rasa sosialnya. Kondisi tersebut terlihat jelas pada
hasil evaluasi pembelajaran IPS. Berdasarkan pengamatan peneliti sewaktu
mengajar IPS khususnya materi “Kedudukan
dan Peran Anggota Keluarga” ada 14 siswa yang masih di bawah KKM atau 56% dan
siswa yang berhasil/memenuhi KKM hanya 11 atau 44%.
No
|
Nilai
|
Persentase
Di bawah nilai KKM
|
Persentas
Di atas Nilai KKM
|
Keterangan
|
|
Tuntas
|
Tidak Tuntas
|
||||
1
|
40
|
24%
|
√
|
||
2
|
60
|
32%
|
√
|
||
3
|
80
|
24%
|
√
|
||
4
|
100
|
20%
|
√
|
||
Jumlah
|
56%
|
24%
|
Sadar akan hal tersebut, peneliti merasa
adanya masalah yang menghambat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.
Sehingga muncul berbagai pertanyaan dalam diri peneliti, apakah yang salah
dengan pembelajaran IPS di Kelas II? Apakah metodenya kurang cocok/ apakah
media kurang tepat? Hal ini sangat mengkhawatirkan, karena jika siswa tidak
dapat memahami peran dan kedudukan
anggota keluarga. Karena materi tersebut langsung berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari siswa. Mengingat pentingnya materi tersebut, maka hal tersebut
harus ditindaklanjuti melalui penelitian tindakan kelas (PTK).
Mengingat siswa masih kelas rendah yang masih dalam tahap
operasional konkret, maka hal ini siswa perlu dihadapkan dengan kejadian yang
nyata (konkret), agar siswa lebih memahami materi yang disajikan. Agar
pembelajaran IPS khususnya materi “Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga” dapat
menjadi mata pelajaran menyenangkan dan tidak membosankan, guru perlu
mengadakan inovasi dalam pembelajaran. Misalnya dengan menggunakan metode yang
berbeda dari biasanya dan lebih meningkatkan peran serta siswa secara langsung
dalam pembelajaran. Dengan demikian, diharapkan akan meningkatkaan minat dan hasil
belajar siswa terhadap materi yang disajikan guru.
B. Rumusan Masalah
Apakah
penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar IPS khususnya
tentang Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga di Kelas II SDN Weton Kulon Tahun
Pelajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan
Pembelajaran
Tujuan
penelitian ini adalah :
1. Memperbaiki
hasil pembelajaran IPS materi Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga pada siswa
kelas II SDN Weton Kulon.
2. Membuktikan
bahwa melalui metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS materi Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga pada siswa kelas
II SDN Weton Kulon.
D. Manfaat Penelitian Pembelajaran
Penelitian
tindakan kelas mempunyai manfaat yang cukup besar baik bagi guru, siswa maupun
bagi institusi pendidikan.
1.
Manfaat bagi Guru
a. Dapat
memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
b. Dapat
berkembang secara professional
c. Lebih
percaya diri apabila PTK tersebut dapat membuat guru berkembang secara
professional
d. Mendapat
kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
sendiri
2.
Manfaat bagi siswa
a.
Dapat memperbaiki hasil belajar
b.
Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar
3.
Manfaat bagi institusi pendidikan
a.
Dengan berkembangnya kemampuan guru,
maka sekolah pun akan ikut berkembang
b.
Hubungan kolegial yang sehat yang tumbuh
dari rasa saling membutuhkan akan menumbuhkan iklim kerjasama yang kondusif
untuk memajukan sekolah
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Kerangka
Teori
1. Pengertian Metode Bermain Peran
Metode
menurut Djahiri A. Kosasih (1992:5), metode mampu memberikan belajar berbagai
kehidupan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Widya Karya, 2005:
124) adalah perundingan bertukar pikiran, pembahasan suatu masalah.
Metode Bermain Peran adalah salah satu proses belajar
mengajar yang tergolong dalam metode simulasi yang berhubungan dengan menyusun
dan mengoperasikan suatu model yang mereplikasi proses-proses perilaku. Metode
simulasi adalah suatu cara pengajaran dengan melakukan proses tingkah laku secara
tiruan. http://modelpembelajaransd.blogspot.com/2014/01/pengertian-metode-bermain-peran-dalam.html.
Metode
Bermain Peran merupakan metode mengajar dengan menugaskan siswa untuk
memerankan suatu tokoh yang ada di dalam materi atau peristiwa yang dituangkan
dalam bentuk cerita sederhana. Metode bermain peran digunakan untuk :
a.
Mengkonkritkan suatu masalah atau
prosedur yang abstrak.
b.
Memberikan kesempatan pada siswa untuk
memerankan suatu objek atau tokoh yang ada dalam cerita atau materi.
c.
Membangkitkan minat untuk mempelajari
materi yang diajarkan.
Metode
bermain peran mempunyai karakteristik menyamnpaikan pelajran pada siswa pada
penguasaan objek tertentu. Dalam hal ini metode bermain peran cenderung pada
situasi yang sebenarnya.
Metode
bermain peran mempunyai beberapa keunggulan diantaranya adalah :
a.
Dapat melakukan pembelajaran bermain
peran.
b.
|
c.
Memgembangkan rasa ingin tahu siswa.
d.
Siswa dapat mempelajari sesuai dengan
materinya.
Kelemahan
metode bermain peran antara lain :
a.
Siswa cenderung terlalu banyak bergurau
b.
Siswa yang kurang mampu dalam bermain
peran dapat memancing siswa yang lain
untuk mentertawakannya sehingga terjadi keramaian.
c.
Seiring terjadi jalannya pelaksanaan
bermain peran tidak lancar karena kurang penguasaan guru dalam menerapkan
metode ini sehingga tidak mampu mengoptimalkannya. (Enik Windari.2009).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan
segala sesuatu yang menjadi milik siswa akibat kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Belajar itu sendiri merupakan proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang menetap (Mulyono dalam Murniyati,2010:10). (John M.Kelle dalam Murniyati,2010:10) memandang hasil
belajar sebagai keluaran dari suatu sistem pemprosesan berbagai masukan yang
berupa informasi.
Menurut
Wingkel (dalam Gino, 1993 : 6) belajar adalah suatu kegiatan yang dapat
menghasilkan perubahan tingkah laku, baik potensial maupun aktual.
a.
Pengertian
Hasil Belajar
Menurut
Subramanian Slan Raja (2010) “The study result is consistent with previous
studies, except that the regulators are concerned with stautory obligations
rather than information overload by way of woluntary disclosure”.
b.
Faktor yang
mempengaruhi belajar
Keberhasilan
belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – Faktor tersebut
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaiti :
1.
Faktor Intern
Faktor
intern (dalam diri siswa) yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya
adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan
kesehatan, serta kebiasaan siswa. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar
individu merasa suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari
siswa. Minat, perhatian, dan motivasi dapat dikondisikan oleh guru. Kecakapan
dapat dikelmpokkan berdasarkan kecepatan belajar: yakni sangat cepat, sedang,
dan lambat. Demikian pula pengelompokkan kemampuan siswa berdasarkan kemampuan
penerimanya, misalnya proses pemahamannya harus dengan cara perantara visual,
verbal, dan ataupun harus dibantu dengan alat/media.
2. Faktor
Ekstern
Faktor
Ekstern (luar diri siswa) yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya
adalah : lingkungan fisik dan non-fisik (termasuk suasana kelas dalam belajar,
seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan social budaya, lingkungan
keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelksanaan
pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan Faktor yang sangat berpengaruh
terhadap proses maupun hasil belajar, guru merupakan manajer atau sutradara
dalam kelas. Dalam hal ini, guru harus memiliki kompetensi dasar yang
disyaratkan dalam profesi guru.
(Sri Anita W. dkk. Strategi Pembelajaran di SD, 2007:2.7)
3. Pembelajaran IPS di SD
IPS sebagai salah stu bidang studi
yang memiliki tujuan membekali siswa untuk mengembangkan penalarannya di samping
aspek nilai dan moral, banyak memuat materi social dan bersifat hafalan
sehingga pengetahuan dan informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan.
Sifat materi pelajaran IPS tersebut membawa konsekuensi terhadap proses belajar
mengajar yang didominasi pendekatan eksporsitoris, terutama guru menggunakan
metode ceramah sedangkan siswa kurang terlibat atau cenderung pasif.
(Udin
S. Winataputra, ddk. Materi dan
Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.4)
Menurut Balen (1993), pengembangan
keterampilan yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan berpikir,
keterampilan social, dan keterampilan praktis. Keterampilan berpikir
dikembangkan untuk melatih siswa berpikir logis dan sistematis melalui proses
belajar mengajar dengan model pengembangan berpikir kritis, keterampilan sosial
dan praktis melalui model dialog kreatif. Ketiga keterampilan tersebut dapat
dikembangkan dalam situasi belajar mengajar yang interaktif antara guru dengan
siswa dan siswa dengan siswa. Optimalisasi interaksi dalam proses belajar
mengajar akan tergantung kepada beberapa Faktor yang menyangkut kesiapan siswa
dan guru sebagai berikut :
(a) Faktor
minat dan perhatian siswa dalam belajar.
(b) Faktor
motivasi pada siswa baik dari dirinya sendiri ataupun dari luar dirinya.
(c) Faktor
latar atau konteks.
(d) Faktor
perbedaan individu.
(e) Faktor
sosialisasi.
(f) Faktor
belajar sambil bermain.
(g) Faktor
belajar sambil bekerja.
(h) Faktor
inquiri, dan
(i)
Faktor memecahkan masalah.
(Udin
S. Winataputra, ddk. Materi dan Pembelajaran
IPS di SD, 2007:9.6)
Terhadap empat alasan mengapa siswa
dikembangkan kemampuan berfikirnya terutama dalam IPS. Pertama, kehidupan kita dewasa ini ditandai dengan abad informasi
yang menuntut setiap orang untuk memiliki kemampuan dalam mencari, menyaring
guna menentukan pilihan dan memanfaatkan informasi tersebut sesuai dengan
kebutuhan dan kehidupannya. Kedua, setiap
orang senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah dan ragam pilihan sehingga
untuk itu dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif, karena masalah dapat
terpecahkan dengan pemikiran seperti itu. Ketiga,kemampuan
memandang suatu hal dengan cara baru atau tidak konvensional merupakan
keterampilan penting dalam memecahkan masalah. Keempat, kreatifitas merupakan aspek penting dalam memecahkan
masalah, mulai dari apa masalahnya, mengapa muncul masalah dan bagaimana cara
pemecahannya.
(Udin
S. Winataputra, ddk. Materi dan
Pembelajaran IPS di SD, 2007:9.5)
4.
Materi
Pembelajaran Peran dan Kedudukan Keluarga
Pengertian keluarga menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Balai Pustaka cetakan Tahun 2005 halaman 536) adalah
ibu dan ayah beserta anak-anaknya; seisi rumah. Materi ini diajarkan bertujuan
agar siswa mengetahui kedudukan dan peran masing-masing anggota keluarga
seperti: bapak, ibu dan anak.
Keluarga
adalah orang yang terikat oleh ikatan pernikahan atau ikatan darah karena
keturunan. Suatu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak – anak disebut
dengan keluarga inti.
Seorang
suatu adalah pemimpin dalam keluarga atau disebut sebagai kepala keluarga.
Kepala keluarga bertanggungjawab atas keselamatan seluruh anggota keluarga.
Akan tetapi tidak berarti ia boleh berbuat apa saja terhadap anggota
keluarganya. Keputusan dalam keluarga tetap diambil berdasarkan musyawarah
bersama. Isteri dan anak – anak harus terlibat dalam pengambilan keputusan.
Kedudukan
isteri dalam keluarga adalah sebagai ibu rumah tangga. Tugas utamanya adalah
mengurus rumah tangga dan keluarga. Ibu bertanggungjawab atas kebersihan dan
kerapian rumah.
Anak
– anak adalah anggota keluarga. Mereka senantiasa membutuhkan perhatian dan
kasih sayang orang tua. Orang tua berkewajiban memenuhi kebutuhan anak – anak.
Misalnya pakaian, pendidikan, kesehatan, dan makanan yang bergizi.
Sebuah
keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Dalam keluarga mungkin juga ada
kakek, nenek, paman, bibi, uak, dan pembantu rumah tangga. Semua anggota
keluarga mempunyai peran yang berbeda – beda antar yang satu dan yang lainnya.
Tugas
pokok seorang ayah sebagai kepala keluarga adalah bekerja mencari nafkah guna
memenuhi kebutuhan keluarga. Namun, banyak juga ibu – ibu yang ikut bekerja
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Ibu
sangat penting dalam rumah tangga. Tugas pokok seorang ibu adalah mengurus
rumah tangga dan keluarga. Ibu juga berkewajiban membimbing dan mendidik anak –
anaknya. Ibu juga menyediakan makanan yang bergizi untuk seluruh anggota
keluarga. Bagi keularga yang tidak pembantu rumah tangga, ibu juga mencuci
pakaian yang kotor kemudian menyetrikanya. Alangkah beratnya pekerjaan ibu. Meski
demikian ibu tetap senang mengerjakan pekerjaannya. Betapa mulianya hati ibu.
Tidak pernah mengeluh walaupun pekerjaannya berat. Oleh karena itu, kita harus
menyayangi ibu dengan cara mengikuti nasihat dan perintahnya.
Seorang
anak berkewajiban untuk membantu pekerjaan orang tua, mengikuti segala nasihat
dan perintah orang tua. Jika seorang anak tersebut adalah seorang pelajar maka
anak tersebut juga mempunyai kewajiban belajar dengan tekun agar bisa menjadi
kebanggaan orang tua.
Sumber
: Pengetahuan Sosial 3. Jakarta : ERLANGGA oleh : M. Said, dkk (2004).
B. Kerangka Berfikir
................................................
C.
.
D.
E.
F.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan
kajian teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan di atas, maka
hipotesis tindakannya yaitu : Penerapan metode bermain peran dapat efektif
untuk meningkatkan hasil belajar IPS materi Kedudukan dan Peran Anggota
Keluarga pada siswa kelas II SDN Weton Kulon.
D. Indikator Kinerja dan Kriteria
Keberhasilan
Indikator
yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar adalah :
1. Secara
individu siswa dinyatakan aktif dalam pembelajaran jika siswa tersebut merespon
dengan baik materi yang disampaikan guru. Sedangkan siswa diyatakan berhasil
dalam pembelajaran jika siswa tersebut menguasai materi yang ditunjukkan dengan
nilai ≥
65
2. Secara
klasikal siswa dinyatakan berhasil jika ≥ 80%
jumlah siswa berminat dan aktif dalam pembelajaran dan tuntas.
BAB
III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian,
Pihak yang Membantu
1. Subyek
Penelitian
Subyek penelitian dalam perbaikan
pembelajaran ini adalah siswa Kelas II SDN Weton Kulon Kecamatan Puring,
Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014 pada mata pelajaran IPS materi
kedudukan dan peran anggota keluarga. Siswa kelas II terdiri atas siswa 11
laki-laki dan 14 siswa perempuan. Kemampuan siswa di kelas II ini adalah
heterogen. Ada yang minatnya rendah dalam pembelajaran IPS, ada yang kurang
motivasi, dan ada juga di antara mereka yang memang susah berkonsentrasi.
2. Tempat
Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SDN
Weton Kulon, UPTD Dikpora Unit Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen, khususnya
siswa kelas II.
3. Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus yaitu siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2014 dan
siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2014. Pelaksanaan penelitian
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penulisan laporan dan pengumpulan data
dapat terlihat dalam matrik berikut :
Bulan
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Persiapan
|
√
|
||
Pelaksanaan
|
√
|
√
|
|
Penulisan
laporan
|
√
|
√
|
|
Pengumpulan
laporan
|
√
|
4. Pihak
yang Membantu
|
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1.
Prosedur
Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah dalam penulisan PTK yaitu :
a.
Perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan yaitu :
-
Menyusun RPPP,
LKS, tes, dan lembar observasi
-
Menyiapkan alat
dan media pembelajaran
-
Menunjuk guru
senior untuk menjadi observer
-
Menyediakan
alat dokumentasi / kamera
b.
Pelaksanaan
Tahap
pelaksanaan tindakan kelas yaitu berupa paparan pelaksanaan siklus I dan siklus
II dan penjelasan meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPS materi Kedudukan dan Peran Setiap Anggota Keluarga. Dalam pelaksanaan siswa juga diperkenalkan dan diajak untuk bermain peran, sehingga siswa mampu menyelesaikan soal dengan benar.
c.
Observasi
Observasi
dilakukan oleh guru senior. Observer mengamati tingkah laku siswa selama proses
pembelajaran dan mencatatnya. Selain itu observer juga memberikan balikan
segera setelah pembelajaran selesai kepada peneliti, agar data yang diperoleh
lebih akurat. Kegiatan observasi mengacu pada kesepakatan yang telah dibuat
antara peneliti dan observer sebelumnya.
d.
Refleksi
Setelah
melaksanakan siklus I peneliti dan observer menganalisis data serta merefleksi
hal-hal yang belum sesuai dan jika siklus I belum berhasi maka akan
dilaksanakan siklus berikutnya dengan membuat perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi ulang sampai berhasil. Jika hasil kesimpulan sudah berhasil maka
perbaikan dihentikan pada siklus tersebut.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema berikut :
........................................................... | ||
2.
Prosedur Umum
Pembelajaran
Gagne
dan Briggs (dalam situmorang dkk, 2004 : 63) menyebutkan prosedur umum
pembelajaran ada Sembilan urutan kegiatan pembelajaran, yaitu :
1.
Memberikan
motivasi atau menarik perhatian
2.
Menjelaskan
tujuan pembelajaran kepada peserta didik
3.
Mengingatkan
kompetensi prasyarat
4.
Memberikan
stimulus (masalah, topic, konsep)
5.
Menimbulkan
penampilan peserta didik
6.
Memberikan
umpan balik
7.
Menilai
penampilan
8.
Menyimpulkan
Sesuai pendapat pakar
tersebut maka prosedur umum pembelajaran dapat diuraikan dalam urutan kegiatan
pembelajaran sebagai berikut :
1)
Prakegiatan
a)
Menciptakan
kondisi mendidik
b)
Menciptakan
kesiapan belajar siswa
c)
Menciptakan
suasana belajar yang kondusif
2)
Kegiatan Awal
a)
Mengajukan
pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya
b)
Memberikan
komentar atas jawaban yang diberikan siswa dalam kegiatan pembelajaran
c)
Membangkitkan
motivasi dan perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran
3)
Kegiatan Inti
a)
Menyampaikan
tujuan pembelajaran khusus kepada siswa
b)
Mengingatkan
dan sedikit mengulas kompetensi prasyarat (fre requisite material)
c)
Menyampaikan
alternative kegiatan yang akan ditempuh siswa
d)
Membahas materi
pelajaran atau menyampaikan materi pelajaran
e)
Melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran dan penemuan informasi material
f)
Melaksanakan
penilaian proses di sela-sela penyampaian materi
g)
Pelajaran
4)
Pasca Kegiatan
a)
Melaksanakan
umpan balik
b)
Menyimpulkan
materi pelajaran yang telah disampaikan
c)
Melaksanakan
penilaian hasil
d)
Melaksanakan
kegiatan tindak lanjut pembelajaran
e)
Mengemukakan
tentang topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang
f)
Menutup
kegiatan pembelajaran
3.
Prosedur Umum
Perbaikan Pembelajaran
1)
Mengidentifikasi
masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, dan merumuskan hipotesis
2)
Menemukan cara
pemecahan masalah/tindakan perbaikan
3)
Merancang
scenario tindakan perbaikan yang dikemas dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran
(RPP)
4)
Mendiskusikan
aspek-aspek yang diamati dengan guru senior yang ditugasi sebagai pengamat
(Observer)
5)
Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah dirancang dengan diamati oleh guru
senior (Observer)
6)
Mendiskusikan
hasil pengamatan dengan guru senior (Observer)
7)
Melakukan
refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan
8)
Konsultasi
dengan supervisor
9)
Merancang
tindak lanjut
10)
Informasi
Observer
C. Teknik Analisis Data.
1.
Data
Pada
penelitian tindakan kelas ada 2 macam data yaitu data kuantitatif (berupa
angka) dan data kualitatif (tidak berupa angka). Data kuantitatif adalah data
yang berupa angka yang merupakan nilai dari hasil evaluasi yang dilaksanakan.
Data ini dikumpuklkan oleh guru untuk mencatat hasil nilai tes formatif yang
dilaksanakan oleh guru. Sedangkan data kualitatif merupakan keterangan tingkah
laku siswa selama perbaikan pembelajaran. Data ini dikumpulkan oleh guru senior
dengan melakukan pengamatan terhadap siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan lembar pengamatan yang sudah dipersiapkan.
2. Analisis
Data
Data kuantitatif dianalisa menggunakan statistik sederhana untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam pembelajaran sedangkan data kuallitatif
dianalisa dengan bentuk narasi atau paparan untuk mengetahui
minat/keterlibatan/partisipasi anak dalam pembelajaran.
D. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus.
1.
Siklus pertama
dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2014
Mata Pelajaran : IPS
Pokok Bahasan : Kedudukan dan
Peran Anggota Keluarga
Kelas : II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
(1 x pertemuan)
a.
Perencanaan
Untuk melaksanakan perbaikan ini peneliti menyiapkan :
-
RPPP untuk
perbaikan pembelajaran
-
Lembar
observasi untuk memantau kegiatan siswa selama pembelajaran
-
Lembar evaluasi
untuk mengetahui keberhasilan perbaikan pembelajaran
-
Alat peraga
-
Koordinasi
dengan guru senior untuk memperlancar proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran
-
Menyiapkan
lembar kerja siswa
b.
Pelaksanaan
Perbaikan
siklus pertama ini dilaksanakan dalam satu pertemuan waktunya 2 x 35 menit
1)
Kegiatan awal
- Berdoa dan presensi siswa
- Apersepsi “tanya jawab tentang anggota keluarga”
- Tanya jawab dengan siswa tentang hubungan kekerabatan keluarga
2)
Kegiatan Inti
-
Guru
menjelaskan materi tentang konsep keluarga
-
Guru menggambarkan
silsilah keluarga dan menentukan hubungan kekerabatan dalam keluarga
-
Beberapa siswa
disuruh maju ke depan untuk bermain peran
-
Siswa
mengerjakan LKS secara berkelompok
3)
Kegiatan Akhir
- Siswa diberi kesempatan bertanya
- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi
- Guru memberikan tugas rumah
- Guru menutup pelajaran
c.
Observasi
Selama
pembelajaran berlangsung guru senior melakukan observasi terhadap kegiatan guru
dan siswa dengnan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan.
d.
Refleksi
Setelah
pembelajaran berakhir peneliti dibantu guru senior dan kepala sekolah melakukan
refleksi terhadap kegiatan perbaikan yang dilakukan peneliti. Ternyata hasilnya
cukup menggembirakan terjadi peningkatan baik minat dan prestasi belajar siswa,
namun belum sesuai dengan yang ditentukan maka penelitian dilanjutkan pada
siklus kedua.
2. Siklus
kedua dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 2014
Mata Pelajaran : IPS
Pokok Bahasan :
Kedudukan dan Peran Anggota Keluarga
Kelas :
II
Alokasi Waktu : 2 x
35 menit (1 x pertemuan)
a.
Perencanaan
Untuk melaksanakan perbaikan ini peneliti menyiapkan :
-
RPPP untuk
perbaikan pembelajaran
-
Lembar
observasi untuk memantau kegiatan siswa selama pembelajaran
-
Lembar evaluasi
untuk mengetahui keberhasilan perbaikan pembelajaran
-
Alat peraga
-
Koordinasi
dengan guru senior untuk memperlancar proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran
-
Menyiapkan
lembar kerja siswa/lembar kerja kelompok
-
Menyiapkan
lembar evaluasi
-
Menyiapkan
tugas rumah
b.
Pelaksanaan
Perbaikan
siklus kedua ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan tiap pertemuan 2 x 35
menit
1)
Kegiatan awal
- Berdoa dan presensi siswa
- Apersepsi “menyanyikan lagu sayang semua”
2)
Kegiatan Inti
-
Guru menjelaskan
konsep keluarga dengan media gambar
-
Guru membentuk
kelompok siswa untuk bermain peran
-
Guru membagi
masing-masing peran siswa
-
Guru menyuruh
siswa mempraktekkan perannya
-
Siswa mengerjakan
LKS
-
Siswa
membacakan hasil kerja LKS dengan didampingi guru
3)
Kegiatan Akhir
- Siswa diberi kesempatan bertanya
- Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan materi
- Guru memberikan evaluasi kepada siswa
- Guru memberi tugas rumah
- Guru menutup pelajaran
c.
Observasi
Selama
pembelajaran berlangsung guru senior melakukan observasi terhadap kegiatan guru
dan siswa dengan menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan.
d.
Refleksi
Setelah pembelajaran berakhir peneliti dibantu guru senior dan
kepala sekolah melakukan refleksi terhadap kegiatan perbaikan yang dilakukan
peneliti. Ternyata hasilnya cukup menggembirakan terjadi peningkatan yang
signifikan baik minat dan prestasi belajar siswa, dan sudah sesuai dengan yang
ditentukan maka penelitian dihentikan pada siklus kedua.
No comments:
Post a Comment